KOORDINASI KELOMPOK
PENGERTIAN KOORDINASI
Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan
kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk
mencapai tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah lembaga pendidikan contohnya
IPDN, kegiatan-kegiatan para pejabat struktural dan fungsional,dosen
pengajaran, dosen pelatihan, pamong pengasuh, bagian teknis lapangan dan para
karyawan/i harus diselaraskan dengan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan
yaitu terciptanya proses pendidikan yang berkualitas bagi para praja selaku
peserta didik. Koordinasi adalah mendirikan rumah tidak terlalu kecil dan tidak
terlalu besar, menyesuaikan alat dengan kegunaan dan penggunaanya, jalan dengan
kendaraan, tindakan pencegahan dengan resiko. Koordinasi secara singkat adalah
menyesuaikan hal-hal dan tindakan-tindakan perbandingannya yang tepat dan
menyesuaikan alat dengan tujuan.
Pengertian Koordinasi
menurut beberapa ahli
·
James A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management,edisi
ketiga,1986
“Koordinasi adalah proses
menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit
(bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah
untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.”
·
Ricky W. griffin
“Koordinasi adalah suatu proses
menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam bagian organisasi.”
·
David R. Hampton
“Agar pelaksanaan pekerjaan menjadi
sukses maka organisasi memerlukan penyatupaduan sumbangan dari unit-unit
khusus. Untuk tujuan kita, ini yang di maksud koordinasi.”
·
Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D dalam bukunya Peranan Staf dalam
Managemen,1978.
“Koordinasi adalah pengaturan tata
hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha
pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur
agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi
suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin.”
·
Dr. Ateng Syafrudin, S.H,dalam bukunya Pengaturan Koordinasi Pemerintah
di Daerah,1976.
“Koordinasi disini adalah suatu proses
rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan meng-serasikan tiap langkah dan
kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran
dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.”
·
Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada, dalam
buku Ensilopedia Administrasi,1977.
“Koordinasi adalah suatu pengertian
dimana terkandung aspek-aspek tidak terjadinya kekacauan, percekcokan,
kekembaran atau kekosongan kerja,sebagai akibat daripada pekerjaan
menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan
pekerjaannya dalam suatu kerja sama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan
tertentu.”
RUANG LINGKUP KOORDINASI
I.
Koordinasi Dalam Individu
Dari sudut pandangan manajemen,
koordinasi jenis ini merupakan koordinasi yang paling tidak penting, tetapi
kemampuan seorang individu untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu dengan
baik akan bergantung pada suksesnya ia mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya
sendiri. Koordinasi individu sangat penting untuk melaksanakan pekerjaan,
seperti tukang bubut, tukang las, pengetik,tukang jahit dan sebagainya.
II.
Koordinasi antara
Individu-Individu dari Suatu Kelompok
Contoh yang paling jelas mengenai
koordinasi ini adalah suatu tim atau kesebelasan sepak bola. Tanpa koordinasi
sulit bagi kesebelasan tersebut untuk memenangkan pertandingan.
III.
Koordinasi antara Kelompok-Kelompok dalam Suatu Perusahaan
Sebagai contoh adalah kegiatan bagian
pegawai dalam mencari calon pegawai dan melatih pegawai-pegawai baru untuk
bagian produksi dan bagian penjualan. Agar pelatihan dapat sukses maka
manajemen kepegawaian harus menentukan dan mengetahui sumber kebutuhan pegawai
yang tepat dari bagian produksi dan bagian penjualan dalam hubungannya dalam
hal-hal seperti jumlah,kecakapan yang diperlukan, latar belakang calon yang di
kehendaki, dan waktu pelatihan agar mereka siap untuk bekerja. Calon-calon
manakah yang dicari dan jenis serta jumlah pelatihan yang di berikan kepada
mereka harus sewaktu-waktu disesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh
bagian-bagian masing-masing dimana calon-calon akan ditempatkan.
IV.
Koordinasi antara Perusahaan-perusahaan dan Macam-macam Peristiwa Dunia
Kegiatan perusahaan secara keseluruhan
harus sesuai dengan berbagai kekuatan diluar perusahaan. Hal ini meliputi
perusahaan lain, tindakan peraturan pemerintah, dan kedudukan perekonomian
nasional dan perekonomian dunia. Tidak ada perusahaan yang dapat berdiri
sendiri, perusahaan itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari
luar.Misalnya seorang pemilik pabrik baja harus mengkoordinasikan kegiatannya
dengan ekonomi nasional dan tidak mengesampingkan tindakan hokum pemerintah
dalam daerah di tempet mana perusahaan itu didirikan.
JENIS-JENIS
KOORDINASI
1.
Koordinasi intern terdiri atas : koordinasi vertical, koordinasi
horizontal, dan koordinasi diagonal.
·
Koordinasi horizontal yaitu koordinasi fungsional, dimana kedudukan
antara yang mengkooordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan
setingkatnya eselonnya. Menurut tugas dan fungsinya kedua mempunyai kaitan satu
dengan yang lain sehingga perlu dilakukan koordinasi. Misalnya koordinasi yang
dilakukan oleh kepala biro perencanaan departemen terhadap para kepala
direktorat bina program pada tiap-tiap direktorat jenderal suatu departemen.
·
Koordinasi vertical atau koordinasi structural, dimana antara yang
mengkoordinasikan secara structural terdapat hubungan hierarchies. Hal ini juga
dapat dikatakan koordinasi yang bersifat hierarkhis, karena satu dengan lainnya
berada pada satu garis komando ( line of command ). Misalnya koordinasi yang
dilakukan oleh seorang kepela direktorat terhadap para kepala sub direktorat
yang berada dalam lingkungan direktoratnya.
·
Koordinasi diagonal yaitu koordinasi fungsional , dimana yang
mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi tingkat eselonnya
dibandingkan yang dikoordinasikan, tetapi satu dengan yang lainnya tidak berada
pada suatu garis komando (line of command). Misalnya koordinasi yang dilakukan
oleh kepala biro kepegawaian pada sekretariat jenderal departemen terhadap para
kepala bagiankepegawaian secretariat direktorat jenderal suatu departemen.
2.
Koordinasi ekstern, termasuk koordinasi fungsional. Dalam koordinasi
ekstern yang bersifat fungsional, koordinasi itu hanya bersifat horizontal dan
diagonal.
·
Koordinasi ekstern yang bersifat horizontal, misalnya koordinasi yang
dilakukan oleh kepala direktorat bina program, direktorat jenderal trasmigrasi
terhadap kepala direktorat penyiapan tanah pemukiman transmigrasi, direktorat
jenderal bina marga.
·
Koordinasi ekstern yang bersifat diagonal, misalnya koordinasi yang
dilakukan oleh kepala badan administrasi kepegawaian Negara ( BAKN ) terhadap
para kepala biro kepegawaian tiap-tiap departemen.
CARA BERKOORDINASI DENGAN
BAIK
1.
Terpusat
Sehingga ada unsur pengendalian guna
menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang
telah ada dalam setiap bagian.
2.
Terpadu
Keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan
yang saling mengisi dan memberi.
3.
Berkesinambungan
Yaitu rangkaian kegiatan yang saling
menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya
keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4.
Menggunakan Pendekatan Multi-Instansional
Dengan wujud saling memberikan informasi yang
relevan untuk menghindarkan saling tumpang-tindih tugas yang satu dengan yang
lain.
SYARAT-SYARAT KOORDINASI
Ada 9 syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif
menurut Tripathidan Reddy dalam Moekijat (1994),yaitu:
1.
Hubungan Langsung
Koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui hubungan pribadi langsung, karena
melalui hubungan pribadi langsung, ide-ide, cita-cita, tujuan-tujuan,
pandangan-pandangan dapat dibicarakan dan apabila terjadi salah paham dapat diselesaikan
jauh lebih baik dari pada melalui metode-metode lainnya.
2.
Kesempatan Awal
Koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat-tingkat awal perencanaan
dan pembuatan kebijaksanaan. Misalnya, sambil mempersiapkan rencana itu sendiri
harus ada konsultasi bersama. Dengan cara demikian tugas penyesuaian dan penyatuan
dalam proses pelaksanaan rencana menjdi lebih mudah.
3.
Kontinuitas
Koordinasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan harus berlangsung
pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan. Oleh karena itu kordinasi merupakan
dasar struktur organisasi, maka kordinasi harus berlangsung selama perusahaan melaksanakan
fungsinya.
4.
Dinamisme
Koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan –
perubahan lingkungan sekitar.Dengan kata lain kordinasi itu jangan kaku.
Kordinasi dapat menemukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan baru yang
pada waktunya dapat menambah masalah. Koordinasi dapat meredakan masalah-masalah
apabila timbul. Koordinasi yang baik akan mengetahui secara dini dan mencegah kejadiannya.
5.
Tujuan yang Jelas
Tujuan yang jelas itu penting untuk memperoleh koordinasi yang efektif dalam
suatu perusahaan. Manajer-manajer bagian harus diberitahu tentang tujuan perusahanan
dan diminta agar bekerja untuk tujuan bersama perusahaan. Suatu tujuan yang
jelas dan diberitahukan secara efektif kepada kepala-kepala bagian dimaksudkan untuk
menghasilkan keselarasan tindakan.
6.
Organisasi yang Sederhana
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan koordinasi yang efektif. Penyusunan
kembali bagian-bagian dapat dipertimbangkan untuk memiliki koordinasi yang
lebih baik diantara kepala-kepala bagian. Pelaksanaan pekerjaan dan fungsi yang
erat berhubungan dapat ditempatkan dibawah beban seorang pejabat pemimpin apabila
hal ini akan mempermudah pengambilan tindakan yang diperlukan untuk koordinasi.
Wewenang yang jelas tidak hanya mengurangi pertentangan diantara
pegawai-pegawai yang berlainan, tapi juga membantu mereka dalam pelaksanaan pekerjaan
dengan kesatuan tujuan. Selanjutnya ,wewenang yang jelas membantu manajer dalam
memelihara orang-orang bawahan bertangung jawab atas pelanggaran pembatasan-pembatasan.
8.
Komunikasi yang Efektif
Saling tukar menukar informasi secara terus-menerus, perbedaan-perbedaan
individu dan kelompok dapat diatasi dan perubahan-perubahan kebijaksanaan,
penyesuaian program-program,program-program untuk waktu yang akan datang dan
sebagainya dapat dibicarakan. Melalui komunikasi yang efektif tindakan-tindakan
atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan
dapat dihindarkan.
9.
Kepemimpinan dan Supervise yang Efektif
Suksesnya
koordinasi banyak dipengaruhi oleh hakikat kepemimpinan dan supervisi.
Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-orang, baik pada tingkat
perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan. Pemimpin yang efektif membuat kepercayaan
terhadap orang-orang bawahan dan juga memelihra semangat kerja mereka.
Sesungguhnya, kepemimpinan yang efektif merupakan metode koordinasi yang paling
baik dan tidak ada metode lain y ang dapat menggantikannya.
GEJALA KURANGNYA KOORDINASI
Kurangnya koordinasi dalam suatu organisasi akan terlihat
dari adanya gejala-gejala sebagai berikut :
- Petugas atau satuan-satuan organisasi sering bertengkar menurut suatu bidang kerja atau wewenang yang masing-masing dianggap termasuk dalam lingkungan tugasnya. Dalam hal ini sering terjadi pekerjaan rangkap dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang memboroskan tenaga, waktu dan bahan.
- Petugas dan satuan-satuan organisasi saling melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain atau masing-masing merasa suatu pekerjaan tidak termasuk ke dalam ruang lingkup tugasnya.
- Pembagian tujuan organisasi tidak berjalan secara lancar dan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan ternyata sera salah, bersimpang siur atau bahkan hasil pekerjaan yang satu saling menghapuskan hasil pekerjaan yang lain. Tanpa melaksanakan koordinasi maka tiap satuan organisasi dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan arah.
KESIMPULAN
Koordinasi merupakan suatu usaha yang
penting dilakukan dalam meningkatkan efektivitas, efesiensi dan produktifitas
kerja untuk mewujudkan tujuan secara optimal. Tanpa koordinasi yang baik dalam
Lembaga akan sulit untuk dapat tercapainya keteraturan kegiatan dengan tertib
dalam upaya untuk meraih tujuan yang hendak dicapai oleh Lembaga
tersebut. Dengan koordinasi unit- unit yang terpisah dalam lembaga
diupayakan untuk saling berhubungan dengan unit- unit lainnya sehingga unit-
unit yang terpisah tadi saling mempengaruhi unit- unit yang lain dan membentuk
satu kesatuan yang terintegrasi dan harmonis menghantarkan pencapaian tujuan
lembaga.
Kesatuan tindakan dengan proses yang
kontinu dan berkesinambungan merupakan efektifitas dari koordinasi dalam
memfungsikan tiap unit– unit lembaga guna mewujudkan tujuan yang telah
diketahui. Manfaat terbesar yang diperoleh dalam koordinasi yaitu
meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan antara yang mengkoordinasi dengan yang
dikoordinasi dengan tetap menghargai tugas dan kewajiban serta
wewenang masing- masing.
Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan oleh sebab
itudiperlukan pimpinan yang cukup berwibawa untuk dapat memfungsikan tiap unit
lembaga atau orang- orang dalam lembaga. Sebaliknya unit- unit atau orang-
orang dalam lembaga yang dikoordinasikan, terlebih dahulu sudah mengerti tugas
dan kewajibannya sehingga akan tercipta sikap saling menghargai dan saling
bekerja sama satu sama lain demi kepentingan bersama/ lembaga. Sikap penuh
keterbukaan hendaknya dibudayakan agar setiap perbedaan pandangan atau pendapat
dapat didiskusikan dan dipecahkan bersama upaya menghindari terhambatnya tujuan
yang telah direncanakan.
ANGGOTA KELOMPOK
![*](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)