Pengertian
Konflik Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah
percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja
bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis
konflik diartikan sebagai proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Beberapa
Faktor Penyebab Konflik
·
Perbedaan individu yang didasari oleh
perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan.
·
Perbedaan kebudayaan sehingga membentuk
pribadi yang berbeda.
·
Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok
·
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat
Akibat-akibat
dari konflik :
Konflik
yang berakibat tidak baik seperti :
1.
Menghambat
komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
2.
Menghambat
keeratan hubungan.Karena komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam
hubungan pihak-pihak yang berkonflik.
3.
Mengganggu
kerja sama.Hubungan yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi
kerjasama yang baik.
4.
Mengganggu
proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
Konflik
berakibat baik seperti:
1.
Membuat
suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan
untuk mencari jalan keluarnya.
2.
Berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik,
yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
3.
Melakukan
adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
4.
Memunculkan
keputusan-keputusan yang inovatif.
5.
Memunculkan
persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Jenis-jenis
konflik menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel terbagi atas :
Ø Konflik
intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini
terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
Ø Konflik
interpersonal
Konflik
ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan
keinginan dan tujuan.
Ø Konflik
antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini sering kali berhubungan dengan cara
individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan
pada kelompok kerja mereka.
Ø Konflik
antar grup dalam suatu organisasi
Suatu
yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan
integrasi dalam kegiatan yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal
ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi
tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
- Rujuk
merupakan
usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi
kepentingan bersama pula.
- Persuasi
mengubah
posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti
factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten
dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
- Tawar-menawar
Suatu
penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan
kesepakatan yang dapat diterima.
- Pemecahan masalah terpadu
Usaha
pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses
pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka
dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative
pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
- Penarikan diri
Cara
menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila
pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai
saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat
dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
- Pemaksaan dan penekanan
Cara
menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini
dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang
lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti
intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan
mengalah secara terpaksa.
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau
rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
Misalnya, dalam kegiatan belajar,
motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi
untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang
optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi yang
baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang
agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.
Teori-teori Motivasi Menurut Para Ahli
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan
manusia akan dapat menjadi seperti apa. Teori-teori motivasi itu antara lain:
1. Teori Motivasi Kebutuhan ( menurut Abraham Maslow)
Teori motivasi yang paling
terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat
hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima
kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik
lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional),
sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan),
penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri
(pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima
kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman
dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.
Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan
tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara
dominan dipenuhi secara eksternal. (Maslow. (Inggris)A. Motivation and
Personality. New York: Harper & Row, 1954, hal. 57-67.)
2. Teori Motivasi Herzberg
Menurut Herzberg (1966), ada
dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene
(faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3. Teori achievement Mc Clelland
Menurut Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada
tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
- Need for achievement (kebutuhan akan prestasi dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.)
- Need for afiliation keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
- Need for Power kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya (dorongan untuk mengatur)
4. Teori X dan Y Douglass Mc Gregor
Douglas McGregor menemukan
teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para
karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai
sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.
5. Teori Motivasi Clayton Alderfer
Clayton Alderfer
mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan
bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka
manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari
waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
6. Teori Motivasi Vroom
Teori dari Vroom (1964)
tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil
dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan
Perbedaan Pengaruh , Kekuasaan, dan Wewenang
Pengaruh
adalah kemampuan yang terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan - tidak
begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
Kekuasaan
adalah
kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi
sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar